Welcome to the Blog of your trusted cultural and tourism ambassador!

Sunday, October 10, 2010

SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE

Jakarta pada umumnya memiliki berbagai jenis pariwisata yang sangat menarik sehingga patut diketahui dan dikunjungi. Banyak sekali objek-objek wisata yang telah tersedia oleh alam itu sendiri, disediakan oleh "orang dulu" (masa penjajahan), hingga objek wisata yang sengaja di buat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pesatnya perekonomian di Jakarta yang berimbas terhadap berlangsungnya perekonomian di Indonesia cukup membuat perubahan yang signifikan atas ibukota kita yang "mungil". Jika beberapa puluh tahun yang lalu kita masih dapat menyaksikan keberadaan pegunungan di selatan Jakarta dengan mata telanjang, namun saat ini hal tersebut sukar untuk kita alami. Alam yang indah untuk disaksikan tersebut harus tergantikan - atau lebih tepatnya terhalangi "proses pembangunan" kota Jakarta itu sendiri. Sejauh mata memandang pastinya kita dapat melihat gedung-gedung bertingkat hingga pencakar langit yang siap sedia setiap harinya digunakan oleh masyarakat untuk melangsungkan aktivitas kerja. Pembangunan-pembangunan ini turut mengikis keberadaan hal-hal penting yang menunjang keberadaan "manusia" secara global. Ya, alam itulah yang lama kelamaan terkikis oleh berlangsungnya proses pertumbuhan di Jakarta.

vegetasi yang semakin berkurang

Jakarta semakin matang dengan kemajuan perekonomian yang dimiliki, ini dapat disaksikan dengan bertambahnya gedung-gedung pencakar langit yang dengan anggunnya berdiri kokoh di area pusat bisnis Jakarta. Bisakah kita membandingkan keberadaan gedung-gedung kokoh tersebut dengan keberadaan pepohonan rindang yang masih bertahan? Ya, Jakarta mulai memasuki masa kritis mengenai polusi udara dan hal ini tidak ditunjang dengan penetralisirnya yaitu alam sekitar. Hanya segelintir masyarakat yang peduli dan mau berkorban demi keberlangsungan lingkungan hidup disekitarnya.

cagar alam

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda bahkan sudah di rencanakan dan sudah diprediksi bahwa hal seperti ini akan terjadi suatu saat. Oleh karena itu ditetapkanlah sebuah cagar alam di di utara Jakarta lebih tepatnya Muara Angke pada tanggal 17 Juni 1939 yang memiliki luas sebesar kurang lebih 15 hektar. Kesadaran akan lingkungan pada saat itu sangatlah besar, hal ini dibuktikan dengan diperluasnya cagar alam ini menjadi lebih dari 1300 hektar. Umumnya masyarakat hanya mengetahui bahwa muara angke adalah wilayah utara Jakarta yang digunakan sebagai daerah "nelayan" dimana muara angke sangat terkenal dengan pelelangan ikannya yang melegenda hingga kini. Tapi tahukah masyarakat bahwa Muara Angke juga memiliki peranan yang sangat penting bagi keberadaan kota Jakarta? Saya rasa tidak, hal ini dibuktikan pula dengan tidak terawatnya sebuah cagar alam yang telah disediakan ini selama 60 tahun lamanya. Ya, selama 60 tahun cagar alam ini tidak mendapatkan perhatian serius, sehingga keberadaannya baik di dalam bahkan di sekitarnya semakin terbengkalai dan rusak digerus lingkungan itu sendiri. Sehingga pada tahun 1998, pemerintah mengubah status kawasan cagar alam ini menjadi suaka margasatwa dengan tujuan rehabilitasi kawasan ini. Namun sayangnya, cagar alam yang dulu tersedia lebih dari 1.300 hektar luasnya kini menjadi 25 hektar saja.

suaka margasatwa

Namun hal ini masih dapat dibanggakan oleh Jakarta, karena suaka margasatwa ini adalah suaka terkecil yang ada di Indonesia tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem di sekitarnya terutama untuk species burung dan di akui oleh dunia bahwa kawasan ini adalah salah satu daerah penting bagi burung di Pulau Jawa. Apabila hal ini sudah kita ketahui, hal menarik apalagi yang dapat kita rasakan disini? Banyak sekali yang dapat kita lakukan di tempat ini.

jembatan kayu

Pengikisan garis pantai atau abrasi setiap harinya dialami pesisir kota Jakarta, namun keberadaan SMMA di utara kota kita ini menahan terjadinya hal tersebut. Keberadaan tanaman-tanaman mangroove disana sangat memegang peran penting dalam halnya menahan abrasi yang terjadi, sehingga kita tidak perlu takut untuk menghadapi abrasi yang berkelanjutan apabila kita sendiripun mau bersama-sama merawat dan melestarikan keberadaan hutan mangroove disana. Banyak hal yang dapat kita lakukan demi melestarikan dan merawat keberadaan tempat ini, kita dapat secara langsung melakukan penanaman bibit pohon mangroove disana dan melakukan observasi terhadap satwa yang dilestarikan. Bibit pohon bakau, api-api, pidada dan lain-lain dapat kita tanam di rawa-rawa yang ada disini.

ekosistem di SMMA

Disinilah ekosistem dan lingkungan kota Jakarta di topang salah satunya. Keberadaan Suaka Margasatwa Muara Angke harus kita lestarikan dan kita ketahui lebih lanjut fungsi dan tujuannya. Salah satu hal konkrit yang sudah dilakukan adalah yang dilakukan suku dinas pariwisata Jakarta Utara yang menjadikan SMMA ini sebagai salah satu tujuan destinasi wisata pesisir Jakarta Utara. Hal ini dilakukan karena potensi yang dimiliki SMMA harus diketahui oleh masyarakat luas dan harus terus dikembangkan dengan tujuan pelestarian lingkungan di Jakarta yang semakin dipadati penduduk. SMMA dapat menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat Jakarta yang memiliki nilai-nilai penting bagi kehidupan kita dan makhluk disekitar kita.


AYO KETAHUI DAN KUNJUNGILAH SUAKA MARGASATWA MUARA ANGKE SEBAGAI SALAH SATU DESTINASI WISATA PESISIR JAKARTA UTARA!


sumber foto: www.wapedia.mobi
www.mlancong.com


Yours sincerely,
Cornelius Pantow - Abang & None Jakarta Utara

1 comment: