Hari itu minggu, 27 Juli 2010…
Di selenggarakan sebuah acara dalam rangka memperingati HUT Jakarta ke 483, yaitu JAKarnaval.
Di dalam acara tersebut terdapat pawai mobil hias, mobil antik dan unjuk bakat abnon yang mewakili wilayah masing-masing.
Ini adalah tugas wilayah pertama saya sebagai bagian dari Abang None Jakarta Utara 2010.
Mungkin anda bisa membayangkan jika saya bertugas dengan mengenakan pakaian none, saya harus berlari-lari cukup jauh hanya untuk mencari mobil hias yang akan saya naiki untuk pawai. Perjalanan saya adalah perpustakaan negara-kantor gubernur DKI Jakarta-Monas (dan disini saya harus berjalan kaki dari thamrin sampai ke monas) can you imagine? Hahahha. Bahkan membuat kaki saya yang menggunakan selop pakaian none harus lecet-lecet karena jalan kaki yang jauh sekali.
Sesampainya saya di mobil hias, sudah ada grup keroncong tugu dan sejumlah penari diatas mobil untuk ikut memeriahkan mobil hias kami. Rupanya, bukan hanya saya dan bang Hendra saja yang akan mengikuti pawai. Oh ya, angel pun ikut dalam pawai ini. Angel adalah salah satu penyanyi cilik keroncong tugu.
Awalnya saya berpikir bahwa tugas diarak di atas kendaraan hias adalah tugas ya paling ”ondel-ondel”, hanya sebagai pajangan. Sejujurnya, banyak pemikiran2 seperti itu dibenak saya bahwa saya hanya bertugas sebagai pemanis mobil hias belaka.
Waktu menunjukkan jam 16.30 dan pawai pun akan segera dimulai.
Sesampainya di atas mobil hias dan kemudian mobil hias itu berjalan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Bagaimanapun caranya, saya harus tetap menyeimbangkan badan, tersenyum dan melambaikan tangan disaat yg bersamaan dikarenakan guncangan mobil hias yang cukup keras selama perjalanan.
Sedikit demi sedikit mobil hias bergerak, dan semakin terlihat orang-orang yang menunggu kedatangan kami. Saya tidak mengira, ternyata animo masyarakat DKI Jakarta sangat tinggi terhadap HUT Jakarta tahun ini yang ke-483.
Hal yang paling menyenangkan adalah disaat saya tersenyum dan melambaikan tangan, ada senyum juga tersirat di wajah mereka. Lelah yang saya rasakan entah kenapa langsung menghilang, pikiran-pikiran negatif saya pun langsung sirna. Disaat terdapat anak-anak kecil, remaja dan orang dewasa meneriaki kami ”ABANG NONEEE!!!” sambil melambaikan tangan. Benar-benar sebuah jenis kebahagiaan lain yang mungkin tidak pernah saya rasakan sebelumnya.
Dan pembelajaran di tugas wilayah pertama saya adalah : ”Butuh daya, upaya, energi, pengorbanan-pengorbanan yang harus saya lakukan untuk sesuatu yang saya anggap itu sebuah hal kecil. Tapi ternyata, sesuatu yang saya anggap kecil adalah sesuatu yang mungkin sangat berarti bagi orang lain”
Sukses bukan dilihat dari gelar atau apapun yang telah kita peroleh teman-temanku. Tapi bagaimana kita menjalani proses dalam pencapaian suatu tujuan itu dan melakukan setiap hal dengan hati yang penuh keikhlasan…
Yours sincerely, CHYNTIA LISSELLY
Abang & None Jakarta Utara
Di selenggarakan sebuah acara dalam rangka memperingati HUT Jakarta ke 483, yaitu JAKarnaval.
Di dalam acara tersebut terdapat pawai mobil hias, mobil antik dan unjuk bakat abnon yang mewakili wilayah masing-masing.
Ini adalah tugas wilayah pertama saya sebagai bagian dari Abang None Jakarta Utara 2010.
Mungkin anda bisa membayangkan jika saya bertugas dengan mengenakan pakaian none, saya harus berlari-lari cukup jauh hanya untuk mencari mobil hias yang akan saya naiki untuk pawai. Perjalanan saya adalah perpustakaan negara-kantor gubernur DKI Jakarta-Monas (dan disini saya harus berjalan kaki dari thamrin sampai ke monas) can you imagine? Hahahha. Bahkan membuat kaki saya yang menggunakan selop pakaian none harus lecet-lecet karena jalan kaki yang jauh sekali.
Sesampainya saya di mobil hias, sudah ada grup keroncong tugu dan sejumlah penari diatas mobil untuk ikut memeriahkan mobil hias kami. Rupanya, bukan hanya saya dan bang Hendra saja yang akan mengikuti pawai. Oh ya, angel pun ikut dalam pawai ini. Angel adalah salah satu penyanyi cilik keroncong tugu.
Awalnya saya berpikir bahwa tugas diarak di atas kendaraan hias adalah tugas ya paling ”ondel-ondel”, hanya sebagai pajangan. Sejujurnya, banyak pemikiran2 seperti itu dibenak saya bahwa saya hanya bertugas sebagai pemanis mobil hias belaka.
Waktu menunjukkan jam 16.30 dan pawai pun akan segera dimulai.
Sesampainya di atas mobil hias dan kemudian mobil hias itu berjalan ternyata tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Bagaimanapun caranya, saya harus tetap menyeimbangkan badan, tersenyum dan melambaikan tangan disaat yg bersamaan dikarenakan guncangan mobil hias yang cukup keras selama perjalanan.
Sedikit demi sedikit mobil hias bergerak, dan semakin terlihat orang-orang yang menunggu kedatangan kami. Saya tidak mengira, ternyata animo masyarakat DKI Jakarta sangat tinggi terhadap HUT Jakarta tahun ini yang ke-483.
Hal yang paling menyenangkan adalah disaat saya tersenyum dan melambaikan tangan, ada senyum juga tersirat di wajah mereka. Lelah yang saya rasakan entah kenapa langsung menghilang, pikiran-pikiran negatif saya pun langsung sirna. Disaat terdapat anak-anak kecil, remaja dan orang dewasa meneriaki kami ”ABANG NONEEE!!!” sambil melambaikan tangan. Benar-benar sebuah jenis kebahagiaan lain yang mungkin tidak pernah saya rasakan sebelumnya.
Dan pembelajaran di tugas wilayah pertama saya adalah : ”Butuh daya, upaya, energi, pengorbanan-pengorbanan yang harus saya lakukan untuk sesuatu yang saya anggap itu sebuah hal kecil. Tapi ternyata, sesuatu yang saya anggap kecil adalah sesuatu yang mungkin sangat berarti bagi orang lain”
Sukses bukan dilihat dari gelar atau apapun yang telah kita peroleh teman-temanku. Tapi bagaimana kita menjalani proses dalam pencapaian suatu tujuan itu dan melakukan setiap hal dengan hati yang penuh keikhlasan…
Yours sincerely, CHYNTIA LISSELLY
Abang & None Jakarta Utara
No comments:
Post a Comment